Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rasio Kuangan DAR vs DER: Kelebihan dan Kekurangan Dalam Contoh Kasus

DAR and DER Financial Ratios: Differences between the Two in Case Examples

Sahabat Akhmad,com, kali ini penulis berbagi dalam hal menganalisis aspek ilmiah dari dunia keuangan dengan fokus pada dua rasio penting: Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER). Dalam artikel ini, penulis membahas secara mendalam kelebihan dan kekurangan keduanya melalui studi kasus yang konkret. 

Sahabat  akan menemukan bagaimana rasio-rasio ini mempengaruhi struktur modal perusahaan dan bagaimana mereka mengungkapkan tingkat kesehatan finansial. Ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang alat analisis keuangan yang krusial. Mari kita jelajahi lebih lanjut!

DAR-DER-NPM-rasio-ratio-keuangan-financial
freepik.com

DAR dan DER termasuk rasio apa? 

Apakah DAR dan DER sama? DAR (Debt to Asset Ratio) dan DER (Debt to Equity Ratio) adalah dua jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis struktur modal perusahaan:

Debt to Asset Ratio (DAR): Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan bergantung pada utang untuk mendanai aset-asetnya. Rumusnya adalah Total Utang dibagi Total Aset. DAR membantu dalam memahami seberapa besar bagian aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.

Debt to Equity Ratio (DER): Rasio ini mengukur perbandingan antara utang dan ekuitas (modal sendiri) perusahaan. Rumusnya adalah Total Utang dibagi Ekuitas. DER membantu dalam menilai tingkat risiko keuangan perusahaan karena mengindikasikan sejauh mana perusahaan menggunakan utang sebagai sumber pendanaan dibandingkan dengan modal sendiri.

Kenapa memilih rasio DER?

Memilih untuk menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) dalam analisis keuangan perusahaan dapat memiliki beberapa alasan yang baik:

Pentingnya Struktur Modal: DER memberikan wawasan tentang sejauh mana perusahaan bergantung pada utang untuk mendanai operasinya. Ini dapat membantu investor dan manajemen memahami bagaimana perusahaan mendanai pertumbuhannya dan berpotensi mengelola risiko keuangan.

Baca Juga: Definisi Rasio Keuangan dan Pembagiannya

Kesehatan Keuangan: DER dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko keuangan perusahaan. Semakin tinggi DER, semakin besar proporsi utang dalam struktur modal perusahaan, yang bisa menjadi tanda risiko lebih besar jika perusahaan kesulitan membayar utangnya.

Perbandingan Industri: DER juga memungkinkan perbandingan antara perusahaan dalam industri yang sama. Ini dapat memberikan wawasan tentang apakah perusahaan memiliki struktur modal yang kompetitif atau apakah mereka mungkin terlalu terbebani dengan utang dibandingkan dengan pesaing mereka.


Pemilihan Modal: Pemilihan antara utang dan ekuitas dapat memiliki implikasi pajak dan biaya bunga. DER membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik dalam hal pemilihan modal yang paling efisien.

Kepentingan Pemegang Saham: DER juga penting bagi pemegang saham, karena tingkat utang dapat mempengaruhi tingkat dividen yang dapat dibayarkan perusahaan. Semakin tinggi DER, semakin besar bunga yang harus dibayarkan perusahaan, yang bisa mempengaruhi distribusi dividen.

Namun, perlu dicatat bahwa DER harus dipertimbangkan bersama dengan rasio keuangan lainnya dan konteks bisnis secara keseluruhan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kondisi keuangan perusahaan.

Berapa nilai DAR yang baik?

Pada dasarnya tidak ada nilai "DAR (Debt to Asset Ratio)" atau "DER (Debt to Equity Ratio)" yang secara universal dianggap baik atau buruk karena nilai yang baik atau buruk akan sangat bergantung pada industri, jenis bisnis, dan tujuan analisis. Nilai yang baik untuk kedua rasio ini akan bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.

Namun, secara umum, beberapa panduan umum dalam menginterpretasikan rasio ini adalah:

DAR (Debt to Asset Ratio):
Nilai yang rendah: Biasanya menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko keuangan yang lebih rendah karena hanya sedikit aset yang didanai oleh utang.
Nilai yang tinggi: Bisa menandakan bahwa perusahaan sangat bergantung pada utang untuk mendanai asetnya, yang dapat meningkatkan risiko keuangan.

DER (Debt to Equity Ratio):
Nilai yang rendah: Menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat dengan sedikit utang dan lebih banyak modal sendiri.
Nilai yang tinggi: Menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak utang dibandingkan dengan modal sendiri, yang bisa meningkatkan risiko keuangan.

Penilaian yang lebih rinci harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti industri, siklus bisnis, tujuan perusahaan, dan kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, apa yang dianggap baik atau buruk juga akan bergantung pada preferensi dan toleransi risiko investor atau pemegang saham. Oleh karena itu, sebaiknya perbandingkan rasio-rasio ini dengan pesaing sektor yang serupa atau dengan sejarah keuangan perusahaan itu sendiri untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik.

Studi kasus menghitung rasio keuangan DAR dan DER

Berikut ini ditampilkan contoh kasus yang bisa memberikan pemahaman. Untuk menghitung dan menganalisis rasio DAR (Debt to Asset Ratio) dan DER (Debt to Equity Ratio) selama 3 tahun, diperlukan data keuangan untuk setiap tahun tersebut. Berikut adalah contoh data selama 3 tahun untuk PT. Muayanah Magfirah:

Tahun 2021:

    Total Utang (Total Debt): Rp 400.000.000
    Total Aset (Total Assets): Rp 1.000.000.000
    Ekuitas (Equity): Rp 600.000.000

Tahun 2022:

    Total Utang (Total Debt): Rp 450.000.000
    Total Aset (Total Assets): Rp 1.100.000.000
    Ekuitas (Equity): Rp 650.000.000

Tahun 2023:

    Total Utang (Total Debt): Rp 500.000.000
    Total Aset (Total Assets): Rp 1.300.000.000
    Ekuitas (Equity): Rp 800.000.000

Sekarang, mari kita hitung dan analisis rasio-rasio tersebut selama 3 tahun:

Tahun 2021:

    DAR = Rp 400.000.000 / Rp 1.000.000.000 = 0.4 (atau 40%)
    DER = Rp 400.000.000 / Rp 600.000.000 = 0.6667 (atau 66.67%)

Tahun 2022:

    DAR = Rp 450.000.000 / Rp 1.100.000.000 = 0.4091 (atau 40.91%)
    DER = Rp 450.000.000 / Rp 650.000.000 = 0.6923 (atau 69.23%)

Tahun 2023:

    DAR = Rp 500.000.000 / Rp 1.300.000.000 = 0.3846 (atau 38.46%)
    DER = Rp 500.000.000 / Rp 800.000.000 = 0.625 (atau 62.5%)


Analisis:

Dalam 3 tahun tersebut, rasio DAR cenderung mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa proporsi aset yang didanai dengan utang cenderung berkurang dari 40% menjadi 38.46%. Ini bisa diartikan sebagai tanda bahwa perusahaan mungkin mengurangi ketergantungan pada utang dalam pembiayaan aset.

Sementara itu, DER mengalami fluktuasi selama 3 tahun, tetapi cenderung stabil di sekitar 66.67% hingga 69.23%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang relatif konsisten selama periode tersebut, meskipun perubahan kecil terjadi.

Baca Juga: Rasio Keuangan Dalam Metode Radar

Analisis lebih lanjut akan memerlukan pemahaman konteks bisnis dan tujuan perusahaan serta perbandingan dengan pesaing sektor yang serupa untuk menentukan apakah perubahan ini positif atau negatif bagi perusahaan.

Contoh di atas dapat digunakan dalam menghitung rasio keuangan DAR dan DER pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bagi sahabat yang kebetulan sedang melaksanakan penelitian berkaitan dengan rasio DAR dan DER dapat menggunakan tulisan ini sebagai perbandingan.

Mudah-mudahan tulisan ini memberikan manfaat bagi sahabat sekalian. masih banyak tulisan menarik lainnya silahkan di simak. Terima kasih sudah menyimak. Sehat selalu, bahagia dan sukses menyertai sahabat. Salam damai dan berprestasi.