Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Simak Disini: Mencegah Kegagalan Likuiditas dengan Kas dan Efek, Posisi Modal Kerja Juga Di Pantau

Salam jumpa kembali sahabat tersukses. Kali ini penulis membagikan suatu teknik atau bisa dikatakan tips ya untuk menghindari kegagalan memenuhi hutang jangka pendek. Secara general semua perusahaan tidak ingin mengalami kebangkrutan. Semua persahaan menginginkan tetap eksis dan mencapai kemakmuran bagi semua pelaku dalam perusahaan.

Para pemegang saham berupaya untuk memaksimalkan kinerja modal. Meningkatkan sumber daya manusia supaya ada dorongan yang kuat pada perusahaan untuk mencapai kesejahteraan. Persaingan yang tinggi serta berbagai tantangan pasar yang makin kompleks, menjadi pusat perhatian investor. Mereka berupaya mencegah hal-hal yang berbahaya terutama faktor-faktor yang mengarahkan perusahaan pada kebangkutan.

Untuk itu diperlukan usaha yang besar guna meyakinkan kepada semua orang bahwa kondisi perusahaan dalam koadaan baik-baik saja, bahkan menunjukkan suatu trend yang semakin baik. Ada hal-hal paling prinsip yang perlu di lakukan perusahaan berupa keinginan untuk melakukan evaluasi pada kinerja modal dan harta perusahaan. 

Kas secara teoritis telah banyak dikemukakan oleh para ahli diantaranya oleh Soemarso (2004:296) menegaskan kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

Kas merupakan sejumlah uang tunai  yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan (Baridwan, 2004:84). Kas bagian dari aktiva perusahaan dianggap paling likuid. Kas dapat digunakan menjadi alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Selain itu Baridwan menyatakan bahwa kas  merupakan  suatu  alat  pertukaran  dan   digunakan  sebagai  ukuran dalam  akuntansi.  Berdasarkan mana yang paling likuid maka penyusunan neraca menempatan kas pada bagian teratas. Hal ini karena kas paling banyak mengalami perubahan.

Dalam penggunaan kas, maka kas perlu di kontrol sehingga jumlahnya tidak melebihi ataupun terlalu besar. Jika terlalu besar maka kas menjadi kurang efisien karena banyaknya dana yang tertahan dalam kas. Kemampuan uang membeli sering berubah. Pada kondisi tertentu menglami kenaikan dan biasanya juga mengalami penurunan. Dengan demikian maka kas perlu di evaluasi lagi.

Memenuhi utang dengan kas atau setara kas yang senantiasa tersedia memungkinkan perusahaan berada dalam kondisi aman. Perusahaan tidak dapat dihentikan ketika proses operasional sedang berlangsung. Perusahaan berupaya memenuhi sumber dayanya untuk memenuhi utang yang segera jatuh tempo. Bagi perusahaan sendiri, utang merupakan sumber modal juga sehingga penting untuk dijaga tingkat keseimbangannya dengan harta sebagai penjamin.

Adakalanya perusahaan di hadapkan pada pengambilan keputusan yang suit. Disatu sisi perusahaan harus melakukan ekspansi dan membutuhkan modal kerja yang kuat namun disisi lain perusahaan perlu memperkuat jaminan atas utang jangka pendek. Disinilah pentingnya perusahaan memiliki trik dengan memahami cash ratio guna mengantisipasi kejadian gagal bayar.

Berikut ini contoh kasus singkat bagaimana menghitung cash ratio dengan mengambil data-data pada perusahaan PT. Borneo Olah Sarana Sukses, Tbk Tahun 2017-2019. Perusahaan PT. Borneo Olah Sarana Sukses, Tbk termasuk dalam perusahaan subsector batu bara.

Kas dan setara kas meningkat sebesar 177,06% di tahun 2018 dan 11,07% di tahun 2019. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa pembelanjaan rutin perusahaan bertambah. Peningkatan kas dan setara kas penting untuk di perhatikan karena menyangkut pengeluaran untuk kebutuhan yang sifatnya lebih cepat. Selain kas dan setara kas, perlu dilihat perubahan yang terjadi pada utang lancar perusahaan.

Utang lancar mengalami peningkatan sejak tahun 2018 sampai 2019. Peningkatan utang lancar di tahun 2018 disebabkan oleh beberapa komponennya bertambah. Beberapa komponen utang lancar yang bertambah seperti utang usaha pihak ketiga, utang lain-lan pihak ketiga dan utang pajak. Begitupun tahun 2019.

Berdasaran fenomena di atas maka penting diketahui dan di analisis bagaimana kemampuan perusahaan memenuhi utang lancarnya dengan kas dan efek atau setara kas yang dimilikinya.

Berdasarkan perhitungan melalui cash ratio di peroleh angka-angka rasio seperti table di atas. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang lancarnya mengalami peningkatan di tahun 2018 sebesar 0,2365. Sebaliknya di tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 0,2098.

Ditahun 2018, dimana setiap rupiah utang lancar dapat dijamin oleh 0,2365 kas dan setara kas. Sedangkan tahun 2019 dimana setiap rupiah utang lancar dijamin oleh 0,2098 rupiah kas dan setara kas.
Jika dilihat dari cash ratio di atas jaminan kas dan setara kas atas utang lancar masih rendah. Sebaiknya kas dan setara kas berada pada 2 rupiah untuk menjamin 1 rupiah utang lancar.

Olehnya itu perusahaan PT. Borneo Olah Sarana Sukses, Tbk sebaiknya meningkatkan performa alokasi kas dan setara kas. Perusahaan perlu meningkatkan penerimaan untuk mengubahnya menjadi kas. Pembiayaan yang sifatnya rutin juga dsesuaikan dengan kebutuan yang ada. Perlu ada efisiensi dalam alokasi pembiayaan.

Alokasi pembiayaan dengan menggunakan kas dan setara kas perlu diikuti dengan prinsip efisiensi. Sasaran pembiayaan harus jelas sehingga tidak terjadi peningkatan biaya yang tidak sesuai. Utang lancar dapat dapat dilakukan secara bijak sehingga mampu di penuhi oleh harta berupa kas dan setara kas

Sahabat sekalian, analisis di atas hanya dilakukan pada satu perusahaan. Jika sahabat ingin memperoleh gambaran yang lebih luas maka perlu mengambil sampel yang lebih banyak. Contoh di atas hanya sebuah kasus pada satu perusahaan. Olehnya itu mohon maaf atas keterbatasan analisis di atas.

Terima kasih telah mampir dan membaca artikel ini. Semoga berguna bagi sahabat sekalian dan menambah referensi bagi rekan mahasiswa dan peneliti. Masih ada konten menarik lainnya, silahkan berlangganan gratis dengan mengirimkan email dan subscribe pada tombol di bawah.