Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teknik Altman Z-Score, Cara Mudah Memprediksi Risiko Kebangkrutan

Pengantar

Selamat berjumpa kembali sahabat tersukses!. Kali ini penulis mengajak sahabat mengamati fenomena secara umum di kalangan bisnis. Hal paling ditakuti dunia bisnis tentu ketika usaha mengalami apa yang disebut pailit. Namun sebelum itu terjadi ada gejala yang muncul. Misalnya, penjualan cenderung menurun, kemunduran usaha, makin terpuruk, akhirnya mengalami pailit. Banyak orang mengatakan itu merupakan konsekwensi menjalani bisnis. Bahkan dikatakan risiko itu tetap ada, maka jika terjadi harus diterima.

Masalahnya hal itu berdampak besar bagi pelaku yang terlibat dalam perusahaan. Tidak sedikit dana yang di gunakan perusahaan, belum lagi tenaga, pikiran dan waktu. Semuanya terbuang sia-sia. Kalau dipikir-pikir memang sih! ada hikmahnya. Para pelaku usaha mendapatkan pengalaman. Tetapi juga kalau boleh dikatakan bahwa pengalaman yang diperoleh kurang menyenangkan.

 

Penulis pernah merasakan kondisi yang hampir sama. Ketika itu terjadi bencana gempa bumi dan sunami yang mengguncang Kota Palu. Secara umum tempat usaha hancur, fasilitas porak-poranda dan apa yang terjadi?!. Kondisi ekonomi saat itu langsung lumpuh total. Usaha-usaha hampir semuanya tidak beroperasi, salah satunya usaha milik penulis yang tidak luput dari bencana tersebut. Memang ada faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Namun kita harus bangkit. Tetap optimis bahwa di depan sana ada harapan yang bisa diraih.

Segala cara dilakukan demi mempertahankan eksistensi perusahaan supaya dapat hidup dan memberi keuntungan kepada banyak orang. Apa yang harus dilakukan jika semua orang telah panik dan kehilangan ide untuk mengeluarkan perusahaan dari kondisi yang makin memburuk?!. Alhasil semua itu  makin memabawa perusahaan pada kepailitan usaha. 

Kalau kita menengok sedikit kebelakang dimana perusahaan dalam kondisi normal, seharusnya saat itu dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah perusahaan dalam kondisi baik atau mengarah pada potensi mengalami pailit.

Perkembangan saat ini menunjukkan, dimana tidak sedikit usaha yang stagnan atau sulit untuk berkembang. Sebagian tidak lagi beroperasi alias mengalami kebangkrutan. Hal ini sangat penting sehingga harus ada upaya melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan. Sejumlah metode bisa digunakan mendeteksi kondisi perusahaan, salah satunya penulis bagikan dalam tulisan ini.

Pailit atau Bangkrut

Ada baiknya dipahami dulu apakah berbeda antara pailit dengan bangkrut. Seringkali orang menyamakan antara dua istilah ini, pada hal sesungguhnya berbeda. Istilah pailit di atur oleh Undang-Undang No 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang merupakan bagian dari upaya pemerintah mengakomodir kondisi ekonomi yang tidak menentu. 

Dalam Undang-Undang No 37 tahun 2004, pasal 1, di tegaskan bahwa kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana di atur dalam undang-undang ini. Sementara debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit oleh pengadilan.

Lahirnya undang-undang tersebut melalui perjalanan panjang setelah krisis moneter tahun 1998. Krisis tersebut menyebabkan dunia usaha jatuh dalam krisis, dimana perusahaan kesulitan  memenuhi kewajiban finansial. Pada dasarnya pailit menunjukkan dimana debitur (pemilik utang) memiliki kewajiban finansial kepada lebih dari satu kreditur (pemberi pinjaman) dan perusahaan tersebut tidak dapat memenuhinya saat jatuh tempo dan ketika saat ditagih.

Perusahaan yang mengalami kebangkrutan alias gulung tikar sudah tentu memiliki kondisi keuangan yang buruk dan pada dasarnya tidak dapat beroperasi lagi. Lain halnya dengan pailit. Seringkali perusahaan yang sudah diputus pailit oleh pengadilan biasanya belum tentu perusahaan itu dalam kondisi yang sekarat. Kita bisa melihat bukti dimana beberapa perusahaan yang telah diputus pailit masih beroperasi.

Namun demikian, status pailit juga akan berujung kebangkrutan jika perusahaan tidak memiliki aset lagi untuk menjamin hutang-hutangnya. Jika kondisi menunjukkan perusahaan kesulitan beroperasi maka tentu pada akhirnya mengalami kegagalan usaha atau bangkrut.


Disini penulis tidak mengulas lebih dalam undang-undang tersebut. Sahabat bisa baca beberapa situs dicamtumkan di bagian sumber dan referensi di akhir tulisan ini. Penulis sebatas ingin mengingatkan saja bahwa penetapan kepailitan di Indonesia di dasari atas Undang-Undang No 37 Tahun 2004. 

Pengertian Z-Score Metode Altman

Para ahli banyak mengungkapkan Metode Altman Z-Score di berbagai tulisan yang diterbitkan baik dalam bentuk buku maupun jurnal. Model Altman salah satu metode yang bisa digunakan akademisi, peneliti maupun usahawan dalam mengamati perilaku usaha. Metode ini bisa mendeteksi kondisi perusahaan sehingga mampu memberi warning kepada pemilik dan pemegang saham untuk berhati-hati. 

Metode Altman merupakan suatu model yang digunakan untuk mengatasi kesulitan keuangan atau disebut sebagai (financial distress prediction models). Metode ini menghasilkan nilai yang ditentukan dari perkalian antara standar dengan angka rasio sehingga dapat digunakan memprediksikan risiko kebangkrutan.

Metode z-score atau model Altman merupakan kombinasi beberapa rasio sehingga menjadi sebuah model untuk memprediksikan keuangan melalui teknik statistik yang disebut sebagai analisis diskriminan. Melalui analisis diskriminan diperoleh informasi keuangan yang berasal dari kombinasi beberapa rasio.

Model Altman menggunakan lima kombinasi rasio yaitu:

  • Modal kerja dengan total aktiva
  • Laba ditahan dengan total aktiva 
  • EBIT dengan total aktiva
  • Nilai pasar equitas dengan total hutang
  • Penjualan dengan total aktiva

Seperti halnya metode lain, model Altman juga mengandalkan laporan keuangan perusahaan. Hal ini  karena secara umum kondisi awal di temukannya gejala pada bisnis adalah berasal dari cerminan laporan keuangan perusahaan. Orang semua tahu bahwa laporan keuangan menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Namun tidak semua orang mau tahu dan ingin mempelajari laporan keuangan. Termasuk pemilik perusahaan itu sendiri.

Menggunakan metode z-score Altman bukanlah satu-satunya cara, melainkan sebuah alternatif untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Hanya saja menurut penulis, model ini memang umum dikenal dikalangan akademisi, mahasiswa, dosen dan bisnisman. Metode ini sederhanan juga mudah digunakan.

Kombinasi yang digunakan dalam model Altman menunjukkan bahwa beberapa kondisi sangat mungkin di ungkap dari model ini. Beberapa kombinasi yang digunakan memang sangat penting untuk menilai misalnya se-efektif apa penggunaan modal atas seluruh aktiva. Se-efektif apa laba ditahan untuk menaikkan total aktiva perusahaan. Begitupun selanjutnya.

Bahkan nilai pasar terhadap total hutang perusahaan dapat diketahui melalui kombinasi rasio model Altman. Begitupun kekuatan perusahaan dalam menjual dalam hubungannya dengan aktiva perusahaan. Semua itu merupakan hal penting jika di ketahui dan dipahami dengan benar oleh mereka yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan.

Pada postingan selanjutnya penulis akan menyajikan contoh kasus bagaimana menghitung z-score dari Altman.Untuk saat ini penulis baru memberi penjelasan sebagai pengantar agar di peroleh pemahaman yang seragam dalam memahami teknik z-score Altman.

Sumber dan Referensi Lainnya

  • https://money.kompas.com/read/2020/08/04/083158026/mengenal-perbedaan-pailit-dan-bangkrut?page=all
  • https://bahasan.id/bangkrut-atau-pailit-bagaimana-membedakan-dan-menghindarinya/
  • https://www.wartaekonomi.co.id/read199668/apakah-perbedaan-pailit-dengan-bangkrut
  • https://smartlegal.id/pendirian-usaha/2020/08/17/3-poin-yang-membedakan-pailit-dengan-bangkrut/
  • https://accounting.binus.ac.id/2015/03/09/altman-z-score-model-untuk-memprediksi-kesulitan-keuangan-perusahaan/
  • https://cerdasco.com/altman-z-score/ 
  • https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-37-2004-kepailitan-penundaan-kewajiban-pembayaran-utang
  • https://medium.com/@indotesis/pengertian-tanda-dan-faktor-penyebab-kebangkrutan-b4f889da7ac3
  • https://accounting.binus.ac.id/2015/03/09/altman-z-score-model-untuk-memprediksi-kesulitan-keuangan-perusahaan/

Sahabat dapat menambah referensi dengan mencari sumber-sumber lainnya. Dalam artian penjelasan diatas sifatnya terbuka menerima saran dan tambahan referensi guna menambah wawasan sahabat sekalian. 

Terima kasih telah berkunjung ke laman ini. Semoga apa yang disajikan memberikan manfaat bagi sahabat. Mohon maaf jika masih ada yang kurang. Semoga pada tulisan selanjutnya penulis dapat memenuhi harapan sahabat. Jika sahabat tertarik dan ingin mendapat konten gratis, jangan segan tuliskan email dan tekan tombol subscribe.