Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Kerja Sistem Du Pont Dalam Analisis Kinerja Keuangan, Definisi, Tujuan, Rumus, Contoh Kasus, Lengkap dan Mudah Dipahami

Financial Performance Analysis, Complete Du Pont System, Easy to Understand, Definitions, Objectives, Formula, Case examples

Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan hasil kerja atau prestasi kerja dari pengelolaan keuangan. Jika dikatakan kinerja keuangannya baik, itu artinya pengelolaan keuangan didasarkan pada aspek efisiensi dan efektifitas. Istilah ini banyak digunakan dalam menilai tingkat kesehatan perusahaan. Biasanya disebut kinerja keuangan perusahaan. Untuk melengkapi definisi di atas baiklah! kita lihat seperti apa pandangan beberapa sumber.

Fahmi (2012 : 2) dalam Pongoh (2013:4)

Kinerja keuangan merupakan analisa yang bertujuan mengungkap sejauhmana aturan dan mekanisme dari norma keuangan dijalankan perusahaan secara tepat. Membuat laporan keuangan yang memenuhi syarat-syarat yang lazim sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau  General Aceptep Accounting Priciple (GAAP)  

Lutfi dan Sunardi (2019:8)

Hubungan antara kinerja keuangan dengan penilaian kesehatan perusahaan. Dalam hal ini dilihat dari tingkat kinerja keuangannya. Jika perusahaan mampu mengelola keuangannya dengan baik atau dengan kata lain kinerja keuangan dalam kondisi baik, maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan sehat.

Mulyadi (2012:20) dalam  Lutfi dan Sunardi (2019:8)

Pada dasarnya kinerja keuangan merupakan wujud dari tingkat efektifitas perusahaan atau organisasi dalam suatu periode yang disesuaikan dengan standard dan kriteria yang ditentukan.

Fahmi (2012:2)  dalam  Lutfi dan Sunardi (2019:8)

Dapat dikatakan kinerja keuangan merupakan suatu hasil analisis yang dilaksanakan, demi mengungkap bagaimana perusahaan melakukan operasionalnya sesuai aturan pelaksanaan yang baik dan paling tepat.

Sawir (2012:15)  dalam  Lutfi dan Sunardi (2019:8)

Kinerja keuangan merupakan suatu keadaan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang disesuaikan dengan berbagai sasaran, standar serta pencapaian prestasi yang diinginkan.

Fahmi (2012 : 3) dalam Pongoh (2013:5)

Terdapat lima tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum sebagai berikut:

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
Review yang dilakukan bertujuan unuk menjaga kualitas laporan keuangan yang dibuat. Hal itu menjaga agar laporan keuangan sesuai kaidah yang secara umum berlaku dalam standar akuntansi. Upaya tersebut semata-mata untuk mempertanggungjawabkan apa yang terkandung dalam laporan keuangan.

b. Melakukan perhitungan.
Cara perhitungan di sesuaikan dengan keadaan permasalaan itu artinya bahwa apa yang dihasilkan dari analisis tersebut akan mencerminkan permasalahan sekaligus menyelesaikan permasalahan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Berdasarkan hasil perhitungan lalu dibandingkan dengan perhitungan yang telah dilakukan perusahaan lain untuk mendapatkan informasi sebaik apap perusahaankita.

d. Berusaha memahami dan menjelaskan masalah-masalah yang ditemui di lapangan
e. Berupaya mencari dan  menemukan permasalahan. 

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi, maka dicarikan solusi, guna memberikan input atau masukan agar apa saja yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

Analisis Laporan Keuangan

Dalam menganalisis kinerja keuangan, hal yang tidak boleh dilupakan adalah ketepatan dalam analisis laporan keuangan perusahaan. Seluruh data yang akan digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan berasal dari laporan keuangan. Untuk itu titik berat dalam mencapai kualitas hasil analisis adalah dengan menjaga ketepatan dan transparansi penyusunan laporan keuangan perusahaan.

Harahap (2010: 190)  dalam  Lutfi dan Sunardi (2019:8)

Analisa laporan keuangan merupakan kegiatan menjelaskan berbagai pos keuangan sehingga menjadi lebih operasional, serta berusaha menemukan hubungan yang berarti diantara satu dan lain data secara kuantitatif dan kualitatif.

Kasmir (2014: 66  dalam  Lutfi dan Sunardi (2019:8)

Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisa laporan keuangan. Maka tujuan terpenting dari laporan keuangan adalah memberikan informasi terkini bagaimana posisi keuangan perusahaan

Analisis Du Pont

Analisis Du Pont salah satu analisis yang sudah dikenal luas. Analisis ini mengkombinasikan penggunaan beberapa rasio untuk mengetahui seberapa baik perusahaan dalam pengelolaan sumber dayanya. Banyak pandangan mengenai analisis Du Pont seperti yang penulis ragkum berikut ini:

Sianturi dan Purba (2021:55)

Dupont adalah seorang pengusaha sukses dan terkenal yang memiliki produk Dupont yang sangat berkualitas dan laris terjual di pasar. Analisis laporan keuangan Dupont sangat terintegrasi dengan sasaran utamanya adalah pengembalian investasi (Return on investment-ROI).

Munawir (2010:91) dalam Sanjaya (2017:15-32)

System ini bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya, dapat mengukur tingkat keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan perusahaan sebagai alat untuk mengambil keputusan jika perusahaan akan melakukan ekspansi.

Kasmir (2010:202) dalam Sanjaya (2017:15-32)

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efektivitas perusahaan dalam mengelola investasinya. Sehingga analisis ini mencakup berbagai rasio.

Harahap (2010:333) dalam Sanjaya (2017:15-32)

Bagan Du Pont menguraikan hubungan ROI sampai mendetail dari pos-pos laporan keuangan. Jadi jika ROI perusahaan mengalami penurunan, melalui bagan Du Pont dapat ditelusuri dengan mudah apa yang menyebabkan terjadinya penurunan ROI tersebut. Analisis ROA atau ROI dalam suatu perusahaan dapat di uraikan melalui pendekatan sistem Du Pont yang belum di modifikasi sedangkan yang telah di modifikasi dengan analisis Return On Equity yaitu suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preference) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. ROE pada Du Pont modifikasi didapat dari pembagian ROI dengan 1-Debt Ratio.

Sawir (2005:28) dalam Machmuda at al. (2016:3)

Pada dasarnya analisis Du Pont merupakan gabungan dari rasio aktivitas dan profit margin yang berinteraksi satu sama lain guna mengungkap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari berbagai aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran dikalikan dengan margin laba penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi.

Modifikasi Analisis Du Pont

Pengembangan sistim Du Pont dapat dilakukan untuk mnyesuaikan dengan kebutuhan informasi yang ingin diperoleh dari data keuangan. Untuk keperluan itu maka dikembangkanlah Du Pont yang dimodifikasi. Pengembangan ini dilakukan dengan memasukan utang dan modal dalam menghitung Return on Equity atau ROE. Hasil modifikasi ini memberikan kemampuan kepada sistim Du Pont bagaimana beberapa komponen seperti hutang, perputaran aset dan profit margin berinteraksi dalam menentukan  Return on Equity atau ROE.

Menurut  Siegel dan Sim (2003:110)  dalam  Machmuda at al. (2016:4) bahwa Du Pont yang dimodifikasi ini adalah perusahaan dapat memecah ROE-nya ke dalam bagian margin laba (margin laba bersih), bagian efisiensi dari pemanfaatan aset efisiensi penggunaan aktiva (perputaran total aktiva), dan bagian penggunaan leverage (pengganda equitas).

Kemudian menurut Sartono (2012:124) dalam  Machmuda at al. (2016:4) mengatakan Return on Equity Return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Perhitungan ROE dengan menggunakan Du Pont System menurut Syamsuddin (2013:74)  dalam  Machmuda at al. (2016:4) seperti ini:

ROE= ROI x Equity Multiplier (Pengganda Ekuitas)
ROI = (Total Aktiva)/(Modal Sendiri)

 

du pont system
Model Du Pont System (Sofyan Safri Harahap, 2006)

Data Keuangan Untuk Kebutuhan Analisis Du Pont System

Data-data yang digunakan untuk analisis Du Pont System telah penulis kumpulkan dari laporan keuangan neraca dan laba rugi perusahaan yang dianalisis. Penulis memilih perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dengan kode emiten INDF. Periode data yang dianalisis adalah  selama tiga tahun yaitu tahun 2019 sampai 2021. Penulis juga menyediakan informasi pertumbuhan.

data keuangan du pont
Sumber: https://www.idx.co.id

Analisis Du Pont System

Hasil pengumpulan data, kemudian dimasukan dalam bagan Du Pont System. Selanjutnya bagan dijelaskan sebagai berikut: 

du-pont-system
Du Pont System dalam contoh PT. INDF

Permasalahan dalam contoh kasus ini yaitu:
  1.     Bagaimana pertumbuhan penjualan PT. INDF tahun 2019-2021.
  2.     Bagaimana pertumbuhan biaya PT. INDF tahun 2019-2021.
  3.     Bagaimana pertumbuhan laba PT. INDF tahun 2019-2021.
  4.     Bagaimana pertumbuhan Equity PT. INDF tahun 2019-2021.
  5.     Bagaimana pertumbuhan aset PT. INDF tahun 2019-2021.
  6.     Bagaimana pertumbuhan utang PT. INDF tahun 2019-2021.
  7.     Bagaimana kondisi Total Asset Turnover (TATO)PT. INDF tahun 2019-2021.
  8.     Bagaimana kondisi Equity Multiplier (EM) PT. INDF tahun 2019-2021.
  9.     Bagaimana kondisi Net Profit Margin (NPM) PT. INDF tahun 2019-2021.
  10.     Bagaimana kondisi Return on Investment (ROI) PT. INDF tahun 2019-2021.
  11.     Bagaimana kondisi Return on Equity (ROE) PT. INDF tahun 2019-2021.

Pertumbuhan penjualan PT. INDF

Penjualan ditahun 2020 turun cukup signifikan mencapai 296,76 persen. Pada hal di tahun sebelumnya perusahaan memiliki penjualan yang cukup besar. Kemudian tahun 2021 relatif lebih baik. Langkah strategis yang diambil perusahan di tahun 2021 sudah tepat. Penjualan yang cenderung positif akan mendorong perputaran modal yang makin baik. Ada kenaikan 21,38 persen penjualan di tahun 2021. Penjualan perusahaan pada dasarnya gabungan dari penjualan pihak ketiga dan pihak berelasi. Sekitar 89,4 persen penjualan tahun 2019 merupakan penjualan pihak ketiga. Sisanya 10,6 persen adalah penjualan pihak berelasi. Lebih lanjut informasi mengenai pihak berelasi ini sahabat bisa baca dalam laporan keuangan perusahaan INDF tahun 2019 catatan ke-31.

Pertumbuhan biaya PT. INDF

Biaya berkurang cukup signifikan di tahun 2020 turun sekitar 295,95 persen. Angka ini sangat besar. Sebaliknya tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 18,82 persen. Penyebab total biaya berkurang karena semua komponen biaya di tahun 2019 mengalami penurunan. Beberapa komponen biaya meningkat cukup besar seperti biaya operasi lain 652,24 persen, beban pajak penghasilan 335,63 persen dan beban pokok penjualan 313,73 persen. Ada kecenderungan efisiensi biaya terjadi ditahun 2020. Ini sangat baik bagi perusahaan.

Pertumbuhan laba PT. INDF

Pertumbuhan laba tahun 2020 menunjukkan trend negatif. Laba turun sangat signifikan sekitar 227 persen. Kemudian disusul peningkatan di tahun 2021 sebesar 31,26 persen. Penurunan laba akibat dari peningkatan total biaya yang cukup besar.  

Pertumbuhan equity PT. INDF

Pertumbuhan equity pada dasarnya cukup stabil. Ada trend positif sejak tahun 2020 sampai 2021. Tahun 2021 ada peningkatan sebesar 31,51 persen dan tahun 2021 sebesar 3,41 persen. Peningkatan tahun 2020 jauh lebih besar disebabkan ada peningkatan beberapa komponen equitas seperti penambahan pada kepentingan non pengendali, ekuitas yang didistribusikan pada pemilik entitas induk dan masih ada beberapa komponen lainnya. Naiknya ekuitas ini artinya ada peningkatan modal sendiri yang dapat membiayai investasi perusahaan. Begitupun dalam struktur modal, maka modal sendiri memiliki presentase lebih besar dibandingkan pembiayaan dari utang.

Pertumbuhan aset PT. INDF

Kondisi aset cenderung semakin baik. Tahun 2020 ada peningkatan aset cukup signifikan sebesar 41,03 persen. Demikian pula tahun 2021 meningkat sebesar 3,80 persen. Bertambahnya aset baik di tahun 2020 maupun 2021 secara umum karena peningkatan beberapa komponen seperti piutang bukan usaha pihak berelasi 62,25 persen, nilai buku aktiva tetap 48,05 dan uang muka dan jaminan. Kemudian di tahun 2021 walaupun tidak sebesar sebelumnya paling tidak beberapa komponen telah mendorong kenaikan aset di tahun 2021.

Pertumbuhan utang PT. INDF

Perusahaan memiliki total utang yang mengalami peningkatan cukup besar. Tahun 2020 utang perusahaan meningkat sebesar 50 persen dan tahun 2021 meningkat lebih rendah sebesar 4,16 persen.  Petumbuhan utang yang naik cukup signifikan di tahun 2021 secara umum disebabkan oleh peningkatan utang jangka panjang sebesar 69,10 persen.

Kondisi total aset turnover PT. INDF

Rasio total aset turnover bertujun untuk mengungkap tingkat perputaran aset pada perusahaan. Tahun 2020 perputaran aset perusahaan sedikit mengalami perlambatan yaitu 11,83 namun di tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 14,48.  

Analisis  total aset turnover atau disingkat TATO ini menunjukkan seberapa baik kemampuan dana yang tertanam dalam aset secara keseluruhan berputar pada setiap periode. Dengan kata lain seberapa baik kemampuan modal yang ditanamkan atau investasikan dalam menghasilkan pendapatan.  

Jadi dalam hal ini, perputaran aset atau aktiva di ukur melalui penjualan. Makin besar nilai rasio menunjukkan perusahaan makin baik dalam mengelola aktivanya. Akiva makin cepat berputar itu menunjukkan terjadi efisiensi penggunaan aktiva dalam menghsilkan penjualan. Perusahaan INDF walaupun ada penurunan di tahun 2020 namun menurut penulis masih dianggap baik. Hal ini karena masih diikuti peningkatan di tahun 2021.

Kondisi Equity Multiplier (EM) PT. INDF

Equity multiplier pada dasarnya ingin mengetahui seberapa besar aset pada perusahaan di miliki oleh para pemegang saham. Selain itu dapat pula digunakan untuk mengungkap seberapa besar modal sendiri atau equitas digunakan dalam membiayai investasi. Jadi akan kelihatan semakin besar rasio ini menunjukkan semakin kecil pembiayaan dalam bentuk equitas.  

Hasil perhitungan di atas menunjukkan, perusahaan memiliki  equity multiplier dengan kecenderungan yang makin meningkat. Walaupun peningkatan di tahun 2020 dan 2021 tidak terpaut jauh, ini artinya pembiayaan yang bersumber dari equitas semakin kecil karena rasio ini cenderung makin meningkat.

Kondisi  Net Profit Margin (NPM) PT. INDF

Net profit margin termasuk dalam rasio profitabilitas. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Net profit margin atau NPM merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Dari hasil perhitungan menunjukkan kondisi NPM cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan sejak tahun 2020 sampai tahun 2021 cukup stabil. Tahun 2020 memberi arti bahwa setiap rupiah penjualan terdapat sebesar  0,09 rupiah laba yang dihasilkan. Demikian pula tahun 2021 dimana setiap rupiah penjualan menghasikan 0,11 rupiah laba bersih. Kondisi NPM perusahaan cukup baik.

Kondisi Return On Invesment (ROI) PT. INDF

Return on investment atau ROI digunakan untuk mengetahui bagaimana efektifitas perusahaan dalam pengelolaan dana investasi sehubungan dengan perolehan laba. Dalam perhitungan di atas menunjukkn ROI terendah terjadi pada tahun 2020 artinya ada penurunan nilai ROI dari tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2021 cenderung meningkat sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Rendahnya ROI tahun 2020 disebabkan berkurangnya nilai rasio total aset turnover. Hal ini karena untuk menentukan ROI adalah perkalian antara net profit margin dengan  total aset turnover. Adapun penurunan pada total aset turnover disebabkan menurunya penjualan sebesar 296,76 persen. Olehnya bagi perusahaan perlu berupaya menemukan strategi yang paling tepat untuk meningkatkan penjualan.

Kondisi Return On Equity (ROE) PT. INDF

Rasio ini termasuk dalam kelompok rasio profitabilitas yang mana rasio ini akan mengungkap seberapa baik manajemen dalam memaksimalkan jumlah return dari para pemegang saham. Bagaimana manajemen dengan sumber daya modal sendiri yang dimilikinya, mampu memperoleh dan meningkatkan laba bersihnya. Ada upaya keras untuk menjadikan seluruh lingkungan perusahaan untuk mendukung kearah pencapaian laba.

ROE dapat di peroleh dengan mengalikan return on investment (ROI) dengan equity multiplier (EM). Hasil perhitungan menunjukkan ada kecenderungan angka ROE fluktuatif. Tahun 2020 angka ROE berkurang 2,28 rupiah sementara tahun 2021 reatif lebih besar 3,21 rupiah. Ini jika dipahami menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih sedikit berkurang ditahun 2020.   

Berkurangnya angka ROE di tahun 2020 karena dipengaruhi oleh turunya nilai ROI. Sebetunya hal ini menunjukkan semakin besar rasio ini menandakan makin kecil porsi ekuitas yang digunakan daam investasi. Namun sejauh ini masih dinilai baik karena perusahaan memiliki cadangan equitas yang besar dan cenderung meningkat setiap tahun.

Tulisan di atas untuk melengkapi referensi yang sahabat miliki. Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberi informasi dan bahan perbandingan. Penulis ucapkan terima kasih sudah mampir di blog ini dan membaca tulisan di atas. Mudah-mudahan sahabat sehat selalu, sukses dan meraih cita-cita yang diharapkan. Salam hormat dari kami!.