Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami Definisi dan Bentuk Riset Kualitatif

Pengertian Disertai Bentuk-Bentuk Riset Kualitatif

AKHMAD.COM - Sifat penelitian berfokus pada pendalaman kajian menyangkut fenomena yang sifatnya alami. Peneliti berusaha mencari tahu kejadian-kejadian alamiah dan mengikuti perkembangannya sehingga dapat menjelaskan hubungan-hubungan antar kejadian tersebut.

memahami-definisi-dan-bentuk-riset

Pengertian Riset Kualitatif menurut Para Ahli

Menurut Denzin dan Lincoln (1994) yang dikutib oleh Anggito dan Setiawan (2018) mengemukakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Menurut Erickson (1968) dalam Anggito dan Setiawan (2018) menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.

Kesimpulan Penulis dan Pandangan Ahli Lain

Penekanan penelitian kualitatif adalah sifat keberlangsungan dari upaya penyelidikan tersebut. Dimana peneliti terlibat secara lebih dalam sepanjang siklus penyelidikan, sehingga memahami benar keterkaitan dari unsur-unsur yang menyebabkan permasalahan itu terjadi. Selain itu penelitian kualitatif berusaha menangkap perubahan-perubahan dari suatu tindakan terhadap apa yang sedang diamati.

Kesimpulan dari pengertian penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Kirk dan Miller (1986: 9) dalam Anggito dan Setiawan (2018) yaitu: Penelitian kualitatif termasuk kebiasaan dalam ilmu pengetahuan sosial yang pada dasarnya bergantung pada individu manusia tersebut termasuk dalam persoalan habitatnya.

Jika penulis mendalami apa yang disimpulkan oleh Anggito dan Setiawan (2018) tentang penelitian kualitatif, diperoleh pemahaman bahwa kegiatan riset kualitatif adalah menyangkut pengumpulan data yang mengandalkan latar belakang fenomena yang ada.

Peneliti merupakan instrumen kunci yang mendasarkan pemilihan sampel secara purpossive dan snowball. Sehingga hasil dari riset kualitatif akan memperdalam makna dari pada harus menggeneralisasikan fenomena itu".

Ruang yang disediakan oleh penelitian kualitatif, memberi kebebasan kepada peneliti untuk mengekplorasi fenomena sepanjang hal itu dimungkinkan untuk mengungkap sebab kejadian dari hal yang dipermasalahkan. Olehnya itu penelitian kualitatif dapat dipercaya jika mampu menggambarkan suatu fenomena, sesuai hal yang sebenarnya, dan mempertahankannya melalui argumen-argumen yang didukung oleh fakta-fakta.

Penekanan generalisasi dalam penelitian kualitatif menjadi lemah, namun memberikan hasil-hasil yang faktual secara deskriptif. Penelitian kualitatif berusaha menghindari upaya-upaya menjelaskan hasil hanya berdasarkan pendekatan teoritis. Pendekatan teoritis digunakan untuk membantu memahami realitas yang ada. Sehingga pada dasarnya penelitian kualitatif tidak melakukan manipulasi terhadap kondisi realitas.

Itulah sebabnya penelitan kualitatif menekankan penggunaan teknik pengumpulan data secara non acak. Sebab tujuannya bukan untuk melakukan generalisasi dari hasil yang dicapai. Penelitian kualitatif menyajikan hasil-hasil yang faktual, namun karena penelitian kualitatif bukan bertujuan untuk mendukung suatu pernyataan umum, maka kesimpulan dari hasil-hasil penelitian kualitatif memerlukan penyesuaian-penyesuaian ketika diterapkan pada kondisi/tempat dan waktu yang berbeda.

Hermawan dan Yusran (2017) menyatakan: Penelitian kualitatif berkaitan dengan jawaban-jawaban yang dimulai dengan: Mengapa (whay), Bagaimana (How) dan dengan cara bagaimana (In What Ways)? Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai: berapa banyak? (How Much/How Many), seberapa sering (How Often) dan sejauh mana (to what exten)

Ciri penelitian kualitatif oleh Hermawan dan Yusran (2017)

  • Berkaitan dengan opini, pengalaman dan perasaan dari individu-individu yang menghasilkan data subjektif.
  • Menjelaskan fenomena sosial sebagaimana adanya terjadi secara alamiah. Tidak ada upaya untuk melakukan manipulasi terhadap situasi yang diteliti seperti halnya yang terjadi dalam penelitian kuantitatif yang berupa eksperimen. 
  • Berusaha memahami sebuah situasi yang diperoleh melalui perspektif sosial sedangkan penelitian kuantitatif tergantung kepada kemampuannya untuk mengindentifikasi sejumlah variabel. 
  • Data digunakan untuk mengembangkan konsep dan teori untuk membantu memahami dunia sosial. Pendekatannya bersifat induktif untuk mengembangkan atau membentuk teori sedangkan dalam penelitian kuantitatif pendekatannya bersifat deduktif yaitu menguji teori melalui hipotesis yang diusulkan. 
  • Data dikumpulkan melalui hubungan langsung dengan para individu, melalui wawancara pribadi maupun kelompok atau melalui observasi atau pengamatan. Pengumpulan data membutuhkan waktu relative lama, oleh karena itu memerlukan penggunaan sampel kecil. 
  • Penarikan sampel pada penelitian kualitatif dikaitkan dengan upaya mencari informasi dari kelompok-kelompok tertentu atau subkelompok dalam populasi. 

Sarmanu (2017) menekankan bahwa:

Penelitian kualitatif tidak mengenal adanya populasi juga tidak ada generalisasi, yang ada adalah transferability, artinya hasil penelitian kualitatif itu dapat disamakan dilokasi lain asalkan situasinya mirip. Dalam penelitian kualitatif, jumlah informan sebelum penelitian tidak ditentukan. Penentuan jumlah subjek dilakukan apabila informasi dari informan terakhir dan informan sebelumnya sudah sama artinya sudah jenuh dan subjek yang diambil sudah cukup besar.

Baca juga: Skala Nominal dan Teknik Analisis Yang Sesuai

Besar sampel pada penelitian kuantitatif dihitung pada saat menyusun proposal, sehingga memudahkan dalam menyusun anggaran. Pada penelitan kualitatif penyusunan anggaran sering mengalami kendala, karena pada proposal yang diajukan belum dapat menentukan banyaknya subjek dan variabel yang diteliti. Perlu diketahui, pada penelitian kualitatif, istilah responden tidak tepat untuk orang yang memberi informasi. Istilah yang lebih tepat adalah informan, narasumber, partisipan atau guru dinamakan guru, karena informan tersebut juga telah memintarkan orang.

Kesimpulan Penulis

Nampak bahwa betapa pentingnya peran informan dalam penelitian kualitatif. Informan merupakan sumber data analisis, sehingga apa yang dikemukakan informan, jika menyimpang jauh dari realitas sesungguhnya, maka hal ini akan memberikan kesimpulan yang keliru dalam penelitian kualitatif. Informan harus menjaga agar tidak terjadi subjektifitas hasil. Dalam artian menghindari terlalu banyak argumen-argumen yang sesungguhnya menyimpang dari apa yang terjadi.

Jika diibaratkan seperti air dalam sebuah wadah, maka wadah tersebut adalah realitas yang memiliki sifat alamiah. Sedangkan air adalah peneliti dengan perangkat instrumen penelitian kualitatif yang digunakan. Seluruh perhatian peneliti ataupun informan dan segala macam perangkat yang digunakan harus mengikuti apa yang terjadi dalam kondisi alamiah tersebut. Sebagaimana sifat air yang mengikuti wadahnya. Itulah sebabnya kesimpulan-kesimpulan dalam penelitian kualitatif tidak menjauh dari kondisi subjek.

Demikian ulasan tentang riset kualitatif. Saya sangat berterima kasih jika sahabat menyukai artikel tersebut dengan klik (Ikuti). Semoga bermanfaat bagi sahabat sekalian. Jika ada komentar silahkan kirimkan di kolom komentar.