Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sumber Daya Manusia dan Teknologi

Pro-Kontra Dampak Teknologi

Loncatan modernisasi teknologi mungkin menimbulkan kekhawatiran sebagian orang. Kekhawatiran ini memunculkan perasaan pesimis, putus asa dan akhirnya terjadi stagnasi kehidupan seseorang.

Bila ini terjadi maka teknologi tidak lagi dianggap hal positif. Teknologi dapat dianggap momok  menakutkan bagi sebagian orang. Ketertinggalan mengikuti paradigma ini makin memicu naiknya jumlah pekerja gagap teknologi dan menciptakan budaya yang memiliki kompetitif rendah. Akankah itu terjadi?

Memang, sudah terjadi !

Mereka akan menilai bahwa teknologi merebut banyak peran manusia. Teknologi telah merambah kesegala aspek kehidupan manusia. Namun di balik semua itu, kenyataanya, kehadiran teknologi memberi kemajuan dan kemudahan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia.

Apa yang tidak melibatkan teknolgi saat ini? Mulai kebutuhan rumah tangga, urusan fashion, transportasi, masalah konsumsi, pendidikan dan berbagai macam bidang kehidupan ini, semuanya memiliki campur tangan teknologi di dalamnya.

sumber-daya-manusia-dan-teknologi

Teknologi benar-benar menjadi alat mencapai kehidupan yang lebih baik.

Disisi lain tak dapat dipungkiri, teknologi menciptakan kesempatan penyalahgunaan sehingga berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Sudah barang tentu kembali pada penggunanya.

Teknologi hanya sebuah alat yang kita kendalikan sesuka hati kita. Ibaratnya seperti senjata yang mematikan. Jika digenggam oleh orang yang berwatak jahat maka senjata itu dapat merusak. Namun sebaliknya jika senjata itu berada di tangan orang yang arif, bijaksana, sadar akan hak hidup orang lain, tentu senjata itu menjadi pelindung bagi manusia.

Itulah sebabnya teknologi bermata dua. Di satu sisi memberi manfaat namun disisi lain jika tak dikendalikan akan memberi banyak kerusakan.
Menyekolahkan SDM?

Teknologi bagai Air Bah yang menyapu apa yang dilaluinya, agar tidak tergilas teknologi, maka kita  harus sadar bahwa kondisi ini tidak dapat dihentikan. Kita hanya bisa mengendarainya.

Kita cuma bisa menggunakan teknolgi ini pada hal-hal yang kita inginkan. Itupun kalau kita mampu melakukannya. Dibutuhkan pengetahuan dan biaya untuk melakukan itu. Tentunya upaya memperbaharui SDM kita mutlak dilakukan.

Menambah ketrampilan, memperbaharui ketrampilan dan meningkatkan ketrampilan menjadi hal yang patut dilakukan. Memodernisasi ketrampilan telah menjadi tuntutan dewasa ini. Jika tidak? maka kita kehilangan panggung. Bukan panggung sandiwara, tetapi panggung yang harus kita mainkan. maka kesiapan untuk menyesuaikan diri dengan modernisasi teknologi, sangatlah penting.

Intinya; peningkatan dan pengembangan SDM yang tersistimatis, berkelanjutan, harus berirama sesuai modernisasi teknologi.

Semua orang memiliki kemampuan. Sejak lahir manusia diberi kemampuan dan menggunakannya sesuai kemampuannya. Nah! kemampuan merupakan identitas SDM. Dan parahnya, modernisasi menuntut kemampuan sesuai  loncatan teknologi ini.

Maka, keinginan memodernisasi SDM secara sistimatis, memerlukan perhatian untuk kembali melihat dan memahami model dasar dan batasan arti SDM.  Dari situ kita melangkah pasti memainkan peran dalam kerangka modernisasi teknologi.

Kembali pada persoalan tingginya persaingan kerja, merupakan dampak dari paradigma pasar. Perusahaan melihat ini sebagai tantangan sehingga berupaya mempersiapkan diri dengan merekrut mereka yang memiliki kemampuan.

Salah satu karakteristik didunia kerja adalah persaingan dalam penguasaan teknologi. Makin kedepan, era ini pun makin sulit untuk diprediksi. Semua berubah dengan cepat. Pengambilan keputusan dalam organisasi apapun semakin beragam, seiring penggunaan berbagai macam teknologi dalam pekerjaan.

Mari melihat kembali seperti apa batasan-batasan arti sumber daya manusia itu. Semula SDM merupakan terjemahan dari "human resources", namun ada pula ahli yang menyamakan sumber daya manusia dengan "manpower" (tenaga kerja). Bahkan sebagian orang menyetarakan pengertian sumber daya manusia dengan personal (personalia, kepegawaian dan sebagainya)(Marjuni, 2015:5).

Werther dan Davis (1996) dalam (Marjuni, 2015:5) menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah "Pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi". Sebagaimana dikemukakan bahwa dimensi pokok sumber daya manusia adalah perlakuan kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya.

Sumber daya manusia berkualitas tinggi menurut Ndraha dalam (Marjuni, 2015:5) adalah sumber daya yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti: intelligence, creativity dan imagination: tidak lagi semata-mata menggunakan energy kasar, seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot dan sebagainya.

Pengelolaan sumber daya manusia penting dilakukan. Sumber daya manusia seperti sumber daya lainnya membutuhkan penanganan yang tepat untuk diarahkan pada pencapaian visi dan misi organisasi. Sistim pengelolaan ini secara umum disebut manajemen sumber daya manusia.

"Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategis dari organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya (Marjuni, 2015:5)".

Simamora (1997) dalam (Marjuni, 2015:5) menegaskan  bahwa manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok kerja.

Dessler (1997) dalam (Marjuni, 2015:5) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai suatu kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang yang menjalankan aspek "orang" atau sumber daya manusia dari posisi seseorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian.

Schuler at.al. (1992) dalam (Marjuni, 2015:5) menegaskan manajemen sumber daya manusia (MSDM), merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan menggunakan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa SDM tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.

Pustaka:

Marjuni, Sukmawati. 2015. Buku Ajar manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit CV. Sah Media: Makassar.
Terima kasih telah membaca Sumber Daya Manusia "Merespon modernisasi teknologi" di blog ini. Apabila ada komentar silahkan dikirimkan, kami langsung menanggapinya.