Enaknya Masakan Kaledo Khas Kota Palu
AKHMAD.COM - KULINER, Kota Palu merupakan ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah. Letaknya berada persis di tengah antara Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Pada bulan September 2018 kota Palu pernah di hantam gempa berkekuatan 7,4 SR yang diikuti Sunami dan Likuifaksi.
Sisa-sisa bencana masih bisa disaksikan bagi mereka yang berkunjung ke Kota Palu. Namun seiring waktu berjalan Kota Palu terus berbenah, memperbaiki segala fasilitas yang rusak dengan harapan bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.
Bagi kamu yang ingin berkunjung ke kota Palu bisa menikmati wisata kulinernya. Beberapa waktu lalu di kota Palu diselenggarakan berbagai kegiatan untuk memeriahkan HUT Propinsi Sulawesi Tengah ke-55.
Kegiatan itu dimeriahkan dengan karnaval budaya berbagai daerah. Dalam kegiatan itu disajikan berbagai makanan khas Kota Palu salah satunya Kaledo. Kaledo sudah sangat terkenal baik di kalangan masyarakat Kota Palu maupun mereka yang pernah berkunjung ke Kota Palu.
Masakan Kaledo adalah masakan yang nikmat berbahan dasar kaki Sapi. Kepopuleran masakan Kaledo sebenarnya tidak lepas dari sejarah masyarakat Kaili sebagai penduduk asli lembah Palu. Perkembangan budaya Kaili secara turun temurun ikut membentuk budaya kuliner sehingga mendorong berbagai jenis kuliner khas etnis Kaili ikut dikenal luas salah satunya masakan Kaledo.
Jika kembali pada sejarahnya, masyarakat Kota Palu senang beternak Sapi dan Kambing. Hal ini karena banyak tersedia makanan ternak dilingkungan tempat tinggal mereka. Kondisi geografis Kota Palu sangat cocok bagi tumbuh dan berkembangnya makanan ternak seperti Ilalang.
Kegiatan beternak bagi masyarakat Kota Palu waktu itu sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Selain untuk dikonsumsi sendiri ternak itu dijual sehingga merupakan alternatif sumber pencaharian masyarakat.
Sebagai daerah geografis yang membentang mulai dari Kota Palu, Sigi dan Kulawi hingga mencapai daerah Napu Kabupaten Poso banyak ditumbuhi pohon Asam Jawa atau Tamarindus indica.
Asam Jawa sering kali digunakan sebagai tambahan dalam masakan. Masyarakat yang sifatnya primitif waktu itu terdorong untuk membuat masakan dengan memadukan antara Asam Jawa dengan kaki Sapi. Perpaduan yang khas membentuk masakan yang nikmat sehingga sangat di gandrungi oleh masyarakat Kota Palu.
Dikala masyarakat waktu itu masih bersifat primitif, sering kali masakan ini menggunakan alternatif kaki Babi Rusa. Namun seiring penyebaran agama Islam di Tanah Kaili maka masyarakat mulai meninggalkannya dan diganti dengan kaki Sapi.
Karena bahan masakan Kaledo yang cukup sederhana sehingga masyarakat dengan mudah membuat masakan Kaledo. Hal ini diteruskan secara turun temurun hingga membuat masakan ini semakin terkenal sampai sekarang.
Terima kasih telah membaca artikel ini. Bila ada saran dan masukan silahkan kirim di kolom komentar. Dan bila ingin berlangganan konten lainnya silahkan kirim email dan tekan tombol berlangganan gratis di bawah ini.
Sisa-sisa bencana masih bisa disaksikan bagi mereka yang berkunjung ke Kota Palu. Namun seiring waktu berjalan Kota Palu terus berbenah, memperbaiki segala fasilitas yang rusak dengan harapan bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.
Bagi kamu yang ingin berkunjung ke kota Palu bisa menikmati wisata kulinernya. Beberapa waktu lalu di kota Palu diselenggarakan berbagai kegiatan untuk memeriahkan HUT Propinsi Sulawesi Tengah ke-55.
Kegiatan itu dimeriahkan dengan karnaval budaya berbagai daerah. Dalam kegiatan itu disajikan berbagai makanan khas Kota Palu salah satunya Kaledo. Kaledo sudah sangat terkenal baik di kalangan masyarakat Kota Palu maupun mereka yang pernah berkunjung ke Kota Palu.
Masakan Kaledo adalah masakan yang nikmat berbahan dasar kaki Sapi. Kepopuleran masakan Kaledo sebenarnya tidak lepas dari sejarah masyarakat Kaili sebagai penduduk asli lembah Palu. Perkembangan budaya Kaili secara turun temurun ikut membentuk budaya kuliner sehingga mendorong berbagai jenis kuliner khas etnis Kaili ikut dikenal luas salah satunya masakan Kaledo.
Jika kembali pada sejarahnya, masyarakat Kota Palu senang beternak Sapi dan Kambing. Hal ini karena banyak tersedia makanan ternak dilingkungan tempat tinggal mereka. Kondisi geografis Kota Palu sangat cocok bagi tumbuh dan berkembangnya makanan ternak seperti Ilalang.
Kegiatan beternak bagi masyarakat Kota Palu waktu itu sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Selain untuk dikonsumsi sendiri ternak itu dijual sehingga merupakan alternatif sumber pencaharian masyarakat.
Sebagai daerah geografis yang membentang mulai dari Kota Palu, Sigi dan Kulawi hingga mencapai daerah Napu Kabupaten Poso banyak ditumbuhi pohon Asam Jawa atau Tamarindus indica.
Asam Jawa sering kali digunakan sebagai tambahan dalam masakan. Masyarakat yang sifatnya primitif waktu itu terdorong untuk membuat masakan dengan memadukan antara Asam Jawa dengan kaki Sapi. Perpaduan yang khas membentuk masakan yang nikmat sehingga sangat di gandrungi oleh masyarakat Kota Palu.
Dikala masyarakat waktu itu masih bersifat primitif, sering kali masakan ini menggunakan alternatif kaki Babi Rusa. Namun seiring penyebaran agama Islam di Tanah Kaili maka masyarakat mulai meninggalkannya dan diganti dengan kaki Sapi.
Terima kasih telah membaca artikel ini. Bila ada saran dan masukan silahkan kirim di kolom komentar. Dan bila ingin berlangganan konten lainnya silahkan kirim email dan tekan tombol berlangganan gratis di bawah ini.