Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menapaki Hidup Dikampus (Belajar dan berbagi)

Mahasiswa telah memilih jalan hidupnya. Jalan hidup guna menghabiskan masa remaja. Dihabiskan mengikuti perkuliahan. Menggali potensi, mencari jati diri dan identitasnya.Jalan hidup mahasiswa merupakan harapan panjang yang suatu saat mengubah segalanya. Jalan hidup yang memberi pilihan untuk bertahan atau mundur

Menapaki jalan hidup dikampus (Belajar dan berbagi)

Di tahap pendidikan menengah, tentu  memiliki harapan untuk melanjutkan studi pada jurusan tertentu. Harapan ini kadang berbeda. Di tahap itu, banyak angan-angan bertaburan membentuk keinginan, tentang sebuah cita-cita besar yang ingin diraih. Banyak sosok menjadi panutan. Ingin menjadi "si ini", "si itu" dan "si dia". Nah! ketika memasuki dunia kampus kadangkala semua itu berubah. Melakukan evaluasi kembali tentang cita-cita sebelumnya. 

Kenapa demikian? karena selain wawasan mulai berubah, lingkungan yang mendorong, juga gencarnya informasi yang mengarahkan pada cita-cita lain. Bahkan sebagian memilih untuk vakum dari dunia pendidikan seraya berkata "Aku cukup sampai disini kawan"

Bagi teman-teman yang memilih untuk terus bertarung, suatu saat akan sampai menapaki jalan hidup di kampus. Pilihan itu mungkin kemauan orang tua, atau mungkin keinginan sendiri. Disinilah awal ditanamkan tekad yang kuat untuk tidak pernah menyerah sampai titik darah penghabisan. "Tak akan kutinggalkan kampus ini sampai aku menaklukannya". Hemmmm...mengerikan bukaan?? memang seperti itu untuk bertahan menghadapi dalam tantangan didunia kampus.

Masa orientasi tiba. Masa orientasi sesungguhnya hal baru bagi teman-teman calon mahasiswa/mahasiswi. Ada suasana berbeda dibandingkan ketika masih ditingkat  menengah. Lingkungan yang baru, pergaulan yang baru, cara bersikap, berkomunikasi yang pada dasarnya serba berbeda. 

Para senior yang menyambut dengan upacara kebesaran, memakaikan berbagai macam pernak-pernik sampai pada saling lirik melirik antara senior dan calon mahasiswa. Berpadu menjadi satu dalam hiruk pikuk masa orientasi

Masa orentasi akan membentuk sikap mandiri. Berani bertarung menghadapi segala macam tantangan. Bangun pagi, baris berbaris dan seabrek kegiatan lainnya menjadi makanan sehari-hari. 

Rasa bosan, marah, takut, merasa diperlakukan kurang adil dan segala macam perasaan berkecamuk bagai lebah yang lagi marah. Teriakan senior yang memecah keheningan pagi, serasa bagai petir disiang bolong. Belajar disiplin, tekun dan tekad yang bulat menjadi sarapan sehari-hari. 

Ada makna dibalik itu. Hari demi hari dilalui dengan menempa diri dalam orientasi. Terus saja seperti itu. Akhirnya berujung pada suatu hari yang paling dinanti. Hari akhir dari segala penderitaan masa orientasi. 

Para senior kembali baik. Sebaik putri malu ketika disentuh. Mereka kembali pada posisi sebagai kakak yang menyayangi adik-adiknya. Berkata lembut, bersikap sewajarnya. Tentang apa semua ini? adalah tentang seorang mahasiswa yang dibekali pesan-pesan paling baik untuk melanjutkan perjalanan "menapaki jalan hidup di kampus"

Setelah masa orientasi, tibalah waktunya di perhadapkan pada suasana, dimana teman-teman akan melaksanakan kuliah nantinya. Teman-teman akan dibawa pada titik start untuk berniat "Tak akan aku gagalkan langkah ini sampai aku keluar dari pintu itu". 

Pintu mana ya? pintu keluar fakultas yang selama ini menjadi penempa hidup mahasiswa. Sambil menggenggam selembar bukti pertarungan selama 4 tahun. Sempat menoleh kebelakang sambil berucap "Terima kasih para dosenku, teman-temanku, deritaku, suka dukaku dan hari-hariku. Atau mungkin saja kita ingin berkata "selamat tinggal sang penyemangatku" sambil tersenyum kecil, ada apa ya?!. 


Kehidupan kampus memberi keunikan bagi mahasiswa, dosen maupun unsur-unsur di dalamnya. Kemandirian dan keinginan untuk sukses semakin bersatu padu dengan suasana yang kondusif di dalam kampus. Kesempatan mengembangkan diri terbuka lebar bagi mahasiswa dan dosen. 

Dukungan teknologi yang makin canggih memungkinkan hubungan antar personal makin mudah. Aktifitas perkuliahan makin produktif. Sebuah kesalahan besar jika kondisi ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa maupun dosen. Bukan hanya dukungan kampus, diluar kampus pun memberikan banyak kesempatan untuk mahasiswa dalam menggali potensi dirinya.Interaksi mahasiswa da masyarakat diharapkan makin baik. 

Produktifitas pembelajaran diharapkan semakin mengarah pada kebutuhan pasar. Bukan zamanya lagi mahasiswa terpaku pada teori-teori tanpa implementasi. Teori memang penting karena memberi konsep dan teknik mengukur fenomena yang sesuai. Namun mengandalkan 100% teori tidak memberi keberanian bagi mahasiswa menghadapi kenyataan yang sebenarnya. 

Materi kuliah terkini dengan fokus pada pemecahan masalah  jauh lebih berdampak ketimbang berkutat secara terus menerus dengan teori yang terlalu spefisifik. Pola pikir yang luas, teknis dan berani akan membentuk kemandirian dalam diri mahasiswa.

Berjalan seiring dengan semangat revolusi industri 4.0 maka mahasiswa tidak boleh bertanya saya nantinya mau kerja apa? Pertanyaan ini seharusnya telah terjawab, jauh sebelum memasuki dunia kampus. Itulah sebabnya, dikala sendiri saya berfikir bahwa harus ada kesungguhan dari seorang mahasiswa untuk membentuk kepribadian yang kuat guna menjawab tantangan kedepan.

Hal-hal di atas semoga menjadi penyemangat diri. Penyemangat bagi teman-teman calon mahasiswa, junior maupun senior serta teman-teman dosen untuk lebih memberi makna dalam kehidupan di kampus. Semoga apa yang sudah kita perjuangkan memberi ruang kreatifitas. Menumbuhkan semangat menciptakan kewirusahaan muda yang unggul dan bertanggung jawab.

Semoga tulisan di atas memberi manfaat bagi teman-teman mahasiswa dan rekan dosen. Jika ada kesempatan silahkan menjelajah di blog ini. Silahkan berlangganan konten gratis dengan memasukan email dan menekan tombol berlanggan. Terima kasih atas kunjungannya.